Paradoks Panggilan Kristus

  


Pdt Victor Liu

Ringkasan khotbah 29 September 2024

The Paradox of God’s calling (salvation) in our life ( 1 Corinthians 1:26-31).

Konteks
1:18-25 — The Message of the Cross
1: 26-31—  Illustration or example in the Calling/Salvation of the Corinthians
2: 1-5 — illustration or example in Paul’s preaching

1 Corinthians 1:26-31

26 Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.

27 Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,

28 dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,

29 supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.

30 Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.

31 Karena itu seperti ada tertulis: ”Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.””
‭‭1 Korintus‬ ‭1‬:‭26‬-‭31‬ ‭TB‬‬
‬ ‭
Apa yang dipandang Allah berbeda dengan apa yang dipandang atau dilihat manusia ( 1 Samuel 16:7). Tuhan Allah melihat apa yang di dalam atau hati kita, sedangkan manusia melihat penampilan luar ( penampilan, kegagahan, atau ketampanan, kecantikan). Dalam nats kita hari ini, status manusia yang terdiri dari 3 area dari kesombongan manusia ( the wise, the Strong, the wellborn/ the healthy) bukanlah menjadi dasar dari panggilan ( keselamatan ) Allah bagi manusia. Dunia suka, menghargai, menjungjung tinggi status/prestige yang merupakan sebagai dasar kesombongan manusia.

@1. Almost all of us, We don’t have prestige/status when God called us ( 1:26). Hampir semua dari kita, kita tidak punya “status” ketika Allah memanggil kita (26)

26 Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang

1 Corinthians 1:26 NET
[26]  Think about the circumstances of your call, brothers and sisters. Not many were wise by human standards, not many were powerful, not many were born to a privileged position.

Istilah your call/ ketika kamu dipanggil berhubungan dengan keselamatan mereka. Tuhan Allah memanggil mereka pada persekutuan pada Yesus Kristus ( ayat 9). Hikmat dunia tidak membawa kita pada pengenalan Allah atau keselamatan ( ayat 21a), Allahlah yang berinisiatif menyelamatkan mereka yang percaya ( believe) pada kebodohan pemberitaan Injil ( God was pleased to save those who believe by the foolishness of preaching, 21 b). The foolishness of preaching menunjuk pada berita salib Kristus / word of the cross atau as the power & the wisdom of God.

In 1 Cor 1-3, The essential conflict is between the “wisdom of the world” and the “word of the cross as the wisdom of God.” Terlihat banyaknya penggunaan kata wisdom, sophia dalam pasal 1-3.

Bagi jemaat Korintus yang sudah terpanggil Allah, mereka diyakinkan dosa mereka dan mereka dibuka hati mereka ( see Kisah Para Rasul 16:14) untuk melihat berita salib Kristus dan mereka PERCAYA, a mean of our salvation, pada berita ini ( see ayat 21), Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah (ayat 24). Hal ini dikarenakan kebodohan Allah ( berita salib Kristus— Yesus yang mati untuk menyelamatkan dosa kita) lebih bijaksana dari hikmat manusia ( ayat 25-“For the foolishness of God is wiser than human wisdom, and the weakness of God is stronger than human strength.”
‭‭1 Corinthians‬ ‭1‬:‭25‬ ‭NET‬‬).

Untuk lebih lanjut menjelaskan panggilan Allah pada jemaat Korintus, Paulus menjelaskan bagaimana keselamatan mereka tidak berdasarkan hikmat manusia. Panggilan Tuhan atau keselamatan kita tidak berdasarkan pada resource of 3 area human pride. Latar belakang jemaat Korintus sedikit yang mempunyai status. Mungkin, latar belakang kita tidak mempunyai status, tetapi Allah tetap berinisiatif menyelamatkan kita meskipun kita tidak punya status di mata dunia karena kita percaya pada kebodohan berita injil ( see ayat 21). Kita lebih percaya, bergantung, mempercayakan diri pada hikmat Allah dari pada hikmat manusia.

Ada beberapa dari jemaat Korintus yang punya status, misalnya Crispus—the rulers of synagogue atau Erastus— city treasurer, atau Gaius- wealthy bisnis, bersama temannya krispus atau mungkin juga Sostenes atau Chloe family. Sebagian besar jemaat Korintus adalah kemungkinan para budak, para pekerja biasa atau orang biasa seperti kita.

3 area of human pride.

1. The Wise ( sophoi), terpelajar, terdidik.

2. The Powerful/The Strong ( dunatoi)- posisi, kedudukan, jabatan tinggi

3. The Wellborn, The Noble ( eugeneis), The Wealthy — keturunan yang kaya, keluarga terpandang, terkemuka.

@ 2. God still pursued His purpose in our call (1:27-29). Allah tetap mengejar tujuan-Nya dalam panggilan kita (27-29).

1 Corinthians 1:27-28 NET

“Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, 28 dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,”
‭‭1 Korintus‬ ‭1‬:‭27‬-‭28‬ ‭TB‬‬

* Harga diri kita tidak diukur oleh status kita karena Allah tidak melihat status kita sebagai dasar untuk dipanggil-Nya, diperkenan-Nya dan dipakai-Nya.
* Jangan fokus membangun status ( 3 area of pride human being: the wise, the strong, the wealthy) kita untuk menyukai orang dan disukai orang atau ingin membuat impresi hebatnya diri kita.
* Tuhan memanggil, memilih dan memakai orang yang bodoh bagi dunia, orang yang lemah, orang yang hina, orang yang tak dipandang dunia, orang tak berarti untuk menyatakan kehebatan kuasa-Nya dan belas kasihan-Nya melalui kelemahan dan hinanya kita.

1 Corinthians 1:29 NET

[29]  so that no one can boast in his presence.

Ayat 29 merupakan allusion ( menunjuk) dari Yermia 9 ( the wise, the strong, the wealthy) Khususnya ayat 23-24. Ayat 24 dikutip Paulus dalam ayat 31.

Now, why is God against human boasting? human boasting is always based on an illusion, but God is a realist, a man is an illusionist.

Man can replace God with status/prestige. Status/prestige makes a boasting of man. 3 area of pride human being: the wise, the strong, the wealthy.

As a follow of Jesus Christ, the status/prestige is given by Him and it is a TOOL to glorify Him and thus, you can not replace God with your trust on your status/ prestige.

3 area of human pride ( the wise, the strong/powerful, the wellborn/ wealthy) can not reach our salvation. Those who depend on resource of human pride will be difficult to believe in the foolishness of preaching menunjuk pada berita salib Kristus / word of the cross atau as the power & the wisdom of God.

Paulus menjelaskan dalam agar manusia tidak dapat sombong di hadapan-Nya dalam konteks keselamatan.

Dalam kehidupan kekeristenan, Yakobus/ James dan Petrus/ Peter memberikan nasehat agar kita tidak sombong karena Tuhan menentang orang yang sombong. Akar masalah Orang yang sombong adalah fokus atau bergantung, memperpercayai atau meninggikan diri sendiri.

Dalam konteks Yakobus 4, Yakobus menasehatkan bagi orang yang sedang bergumul pada kecintaan dunia untuk rendah hati agar tidak menentang Tuhan. Tuhan memberikan kekuatan, kasih karunia-Nya, His grace, pada orang yang rendah hati agar dia bisa menang terhadap pergumulan hidupnya dan tidak mengikuti hawa nafsunya.

James 4:6 NET
[6]  But he gives greater grace. Therefore it says, “God opposes the proud, but he gives grace to the humble.”

Dalam konteks 1 Petrus 5, Petrus memberikan nasehat bagi orang muda untuk rendah hati mendengar nasehat dari para pemimpin rohani yang dewasa dalam Kristus. Orang muda belajar untuk hormat dan dengar nasehat. Salah satu ciri utama orang sombong adalah tidak mau dengar nasehat. Petrus melanjutkan bahwa gaya hidup rendah hati harusnya menjadi gaya hidup kita, untuk seluruh jemaat, karena Tuhan menentang orang yang sombong/congkak/ the proud.

1 Peter 5:5 NET
[5]  In the same way, you who are younger, be subject to the elders. And all of you, clothe yourselves with humility toward one another, because God opposes the proud but gives grace to the humble.

Kedua ayat di atas merupakan suatu kutipan, a quotation from Amsal 3:34

Self pity & self exalted, the proud  are The same because both focus on self, reliance/depend on SELF. Tuhan menentang orang yang bergantung pada diri sendiri karena ketika kita bergantung pada diri kita sendiri maka kita menggantikan Tuhan dengan diri kita sendiri. Merupakan suatu ilusi ketika kita mempercayai diri kita, kesombongan kita atau focus pada diri sendiri bagi orang yang self pity. You can’t replace God with your self.

@3. God Has Given Us New Status in Christ (1:30-31). Allah sudah memberikan kita status baru dalam Kristus (30-31).

“Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.

Karena itu seperti ada tertulis: ”Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.””
‭‭1 Korintus‬ ‭1‬:‭30‬-‭31‬ ‭TB‬‬

1 Corinthians 1:30-31 NET
[30]  He is the reason you have a relationship with Christ Jesus, who became for us wisdom from God, and righteousness and sanctification and redemption, [31]  so that, as it is written, “Let the one who boasts, boast in the Lord.”

Ayat 30, Keselamatan dimulai dan diakhiri dari Allah yang memberikan Yesus Kristus menjadi hikmat bagi kita yang percaya pada-Nya ( see “in ( Christ) whom are hidden all the treasures of wisdom and knowledge.”
‭‭Colossians‬ ‭2‬:‭3‬ ‭NET‬‬). Juga lihat ayat 24, bagi kita yang terpanggil, sudah percaya pada berita salib Kristus( percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita), ayat 24: tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Bagi kita Kristus adalah kekuatan dan hikmat Allah.

Lalu Paulus menjelaskan 3 identitas dalam Kristus yang diberikan bagi kita yang percaya pada-Nya: (1) Righteousness— Allah menyataksn kita benar, tidak bersalah, tidak dihukum karena Kristus sudah mati bagi kita, kita diterima apapun latarbelakang hidup kita, tidak ada penghukuman bagi kita yang percaya pada-Nya atau bagi kita yang ada dalam Kristus (2) Sanctification — Allah menyatakan kita suci, kudus tetapi juga kita dipanggil, dipisahkan untuk TUJUAN hidup kudus. Kristus mati untuk mengampuni dosa kita tetapi juga Kristus mati dan bangkit untuk memampukan hidup kudus. Proses kesucian hidup Ini merupakan proses seumur hidup kita (3) Redemption — kita sudah ditebus oleh kematian Kristus sehingga kita bisa hidup tidak diperbudak dosa lagi. Kristus memberikan kekuatan agar kita tidak diperbudak, diperhamba, dosa lagi. Bukan kesempurnaan dimana kita hidup tanpa dosa tetapi kita hidup sehat, tidak diperbudak dosa lagi. Gambarannya adalah para budak dibeli dari pasar lalu dibebaskan dan mereka mempunyai pemimpin/owner yang baru. Kita sudah dibeli dari “pasar dosa” dengan harga yang mahal yaitu kematian Kristus dan kita diberikan kebebasan atau kemerdekaan oleh Pemilik kita/ our Owner yaitu our God ( see 1 kor 6:19-20). Ini adalah redemption. Praise the Lord. Seperti kata Yesus, the truth will set you free ( Yohanes 8:31). Biarlah kebenaran hidup dalam Kristus menolong kita dalam pergumulan kita sehingga membebaskan kita. Kita tidak hidup berdasarkan pengalaman atau perasaan kita.

Menarik bahwa Paulus mengkontraskan 3 pride of human being ( the wise, the strong/ powerful, the wellborn/ the wealthy) dengan apa yang Allah berikan kita dalam Kristus: Righteous, Sanctification, Redemption. 3 pride of human being, 3 area kesombongkan manusia tidak dapat membawa keselamatan ( righteousness, sanctification, redemption) tetapi dalam Kristus, kita memperoleh 3 hal tersebut. Karena itu, Paulus menutup bagian ini pada ayat 31 agar kita hanya bermegah dalam Tuhan.
‭‭
Verse 31 is a  quotation from Jermiah 9:24.

“Beginilah firman Tuhan: ”Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah Tuhan yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman Tuhan.””
‭‭Yeremia‬ ‭9‬:‭23‬-‭24‬ ‭TB‬‬.

The themes of Jer 9 have influenced Paul’s presentation in vv 26-31. Jeremiah calls upon the wise, the strong, and the wealthy not to trust in their resources but in their knowledge of the true God and to trust/depend totally in Him — and so to boast in the Lord. Paul addresses the same three area of human pride.

Pertanyaan untuk diskusi @ KKD ( kelompok kecil dinamis)

1. Bagaimana respon kita mengetahui bahwa panggilan Tuhan atas keselamatan kita tidak berdasarkan status kita?

2. Mengapa 3 area pride of human being ( the wise, the strong/ powerful, the wellborn/ the wealthy) merupakan suatu musuh atau tan tangan bagi berita salib Kristus? Bagaimana respon kita dengan pernyataan ini: human boasting is always based on an illusion, but God is a realist, but a man is an illusionist.

3. Mengapa orang sombong dan self pity dasarnya sama? Di kontra kan dengan gaya hidup sombong yang berdasarkan 3 area pride of our life, Bagaimana gaya hidup rendah hati menjadi gaya hidup dalam kehidupan kita?

4. Coba jelaskan 3 identitas kita dalam Kristus pada ayat 30?? Bagaimana 3 identitas dalam Kristus atau 3 kebenaran dalam Kristus ( justification, sanctification, redemption) ini menolong untuk memerdekakandalam kehidupan kita?

Post a comment

X